EKOLOGI INDUSTRI_Ghania Nabila Rachmat_41624010021: Analisis Life Cycle Impact Assessment (LCIA) Hipotesis : Sabun Cair

Analisis Life Cycle Impact Assessment (LCIA) Sabun Cair

Kategori Dampak	Data Input Terkait (LCI Hipotetis)	Potensi Dampak Lingkungan
Global Warming Potential (GWP)	1. Konsumsi Listrik 10 kWh per batch produksi (asumsi pembangkit dari batu bara/fosil). 2. 50 gram Kemasan Plastik HDPE (produksi resin plastik). 3. Transportasi 50 km menggunakan truk diesel.	Emisi CO₂ dan gas rumah kaca (GRK) lainnya (CH₄, N₂O) dari pembakaran bahan bakar di pembangkit listrik dan mesin transportasi. Emisi dari rantai pasok material (ekstraksi minyak bumi untuk plastik). Kontribusi terhadap perubahan iklim global.
Eutrophication	1. Pelepasan Fosfat atau Nitrogen (misalnya, 20 gram P-ekivalen) dari surfaktan atau builder dalam sabun saat penggunaan (air limbah). 2. Emisi NOₓ dari pembakaran bahan bakar diesel saat transportasi.	Pengayaan nutrisi berlebihan pada badan air (sungai, danau) akibat pelepasan fosfat/nitrogen. Memicu pertumbuhan alga yang cepat (algal bloom) yang menghabiskan oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) dan menyebabkan kematian biota air.
Resource Depletion	1. Bahan Baku Kemasan Plastik (HDPE) yang berasal dari minyak bumi (sumber daya tak terbarukan). 2. Soket-soket Mineral (misalnya garam anorganik, zeolite) yang digunakan sebagai filler atau builder.	Penipisan cadangan sumber daya alam tak terbarukan, terutama minyak bumi yang merupakan bahan baku utama untuk plastik kemasan. Peningkatan kelangkaan sumber daya mineral.

Kategori dampak paling signifikan adalah Global Warming Potential (GWP).

Alasan:

Dampak Jangka Panjang & Global: GWP adalah dampak yang paling sering menjadi fokus karena kontribusinya berasal dari hampir seluruh tahapan daur hidup: ekstraksi bahan baku (minyak bumi untuk plastik), proses produksi (energi listrik), dan transportasi.
Komponen Hidden: Seringkali kontribusi GWP terbesar (misalnya 60-80%) bukan berasal dari proses di pabrik secara langsung, tetapi dari energi tidak langsung (upstream) yang dikonsumsi untuk memproduksi bahan baku utama (surfaktan, fatty acid, dan resin plastik).

Kategori Dampak	Rekomendasi Pengurangan Dampak
GWP	1. Transisi Energi: Beralih ke sumber listrik terbarukan (PLTS Atap atau Pembangkit Listrik Energi Terbarukan lainnya) untuk proses mixing dan filling. 2. Optimalisasi Transportasi: Menggunakan moda transportasi yang lebih efisien (misalnya kapal laut) dan mengoptimalkan rute untuk mengurangi jarak tempuh truk diesel.
Eutrophication	Reformulasi Produk: Mengganti surfaktan yang mengandung fosfat/nitrogen (yang sulit terurai) dengan *bahan aktif yang mudah terurai (biodegradable)* dan tidak mengandung senyawa pemicu eutrofikasi.
Resource Depletion	Bahan Kemasan Sirkular: Meningkatkan proporsi penggunaan *plastik daur ulang (PCR - Post-Consumer Recycled)* untuk kemasan, atau menggunakan sistem refill untuk mengurangi permintaan resin baru.

Komponen	Alternatif Ramah Lingkungan	Manfaat LCIA
Surfaktan/Bahan Aktif	Surfaktan berbasis bio (misalnya, dari minyak kelapa sawit bersertifikat RSPO atau minyak kelapa/jarak), atau formulasi sabun padat (mengeliminasi air sebagai pelarut).	Mengurangi potensi Eutrophication dan menurunkan GWP (jika sumber bahan baku dikelola secara berkelanjutan).
Kemasan	*Kemasan Refill* (Pouch) dengan bobot material per volume produk yang jauh lebih rendah daripada botol keras. Atau botol yang terbuat dari 100% r-HDPE** (plastik daur ulang).	Mengurangi secara signifikan Resource Depletion (mengurangi konsumsi minyak bumi) dan GWP (produksi plastik daur ulang memiliki emisi GRK yang lebih rendah).
Proses Pabrik	Pemanfaatan air hujan atau penggunaan air daur ulang untuk air proses (non-produk).	Mengurangi dampak Resource Depletion terkait konsumsi air dan konservasi sumber daya lokal.