Sabtu, 22 November 2025

Analisis Desain Produk dengan Prinsip DfE

 

🧼 Analisis Produk: Botol Sabun Cuci Tangan Plastik

KeteranganDetail
Nama ProdukBotol Sabun Cuci Tangan Cair (kemasan standar)
Fungsi UtamaWadah penyimpanan dan dispenser untuk sabun cair.
Foto/Sketsa Produk (Opsional)

 🔬 Analisis Fitur Desain & Material

Komponen ProdukMaterial UtamaFitur Desain yang Tidak Ramah Lingkungan
Botol UtamaPlastik HDPE (High-Density Polyethylene) – Biasanya kategori No. 2Walaupun materialnya sangat dapat didaur ulang, botol seringkali tidak dicuci bersih sebelum dibuang, menyebabkan kontaminasi pada aliran daur ulang.
Pompa/DispenserPlastik PP (Polypropylene), Logam (pegas/per), Plastik PE/LDPE (selang), Kaca/Baja (bola valve) – Campuran materialKomponen campuran material yang sulit dipisahkan. Pegas logam harus dikeluarkan secara manual dari plastik, sehingga seringkali pompa dibuang utuh ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) dan sulit didaur ulang.
LabelStiker Plastik PVC atau Kertas (dengan lem perekat non-larut air)Label dan lem dapat mengganggu proses daur ulang botol plastik (kontaminasi pada plastic flake).
Total ProdukMulti-MaterialUmur pakai komponen pompa pendek (sering rusak atau tersumbat sebelum sabun habis). Volume air yang besar dalam sabun (memperberat transportasi).

♻️ Kaitan dengan Prinsip Design for Environment (DfE)

Fitur-fitur desain di atas bertentangan dengan beberapa prinsip DfE, terutama Recycle dan Reduce.

1. Bertentangan dengan Prinsip Recycle (Daur Ulang)

  • Masalah: Komponen pompa adalah campuran material (plastik, logam) yang tidak homogen.

  • Kaitannya dengan DfE: Desain ini melanggar prinsip DfE for Disassembly (desain untuk kemudahan pembongkaran) yang merupakan bagian penting dari prinsip Recycle. Pompa tidak didesain untuk dibongkar dengan mudah oleh konsumen atau fasilitas daur ulang, sehingga seluruh komponen pompa tidak dapat dikembalikan ke siklus material.

2. Bertentangan dengan Prinsip Reduce (Pengurangan Material)

  • Masalah: Penggunaan botol baru yang lengkap (dengan pompa) setiap kali membeli produk, padahal pompa masih berfungsi. Selain itu, komposisi produk sabun yang dominan air.

  • Kaitannya dengan DfE: Desain ini gagal memaksimalkan prinsip Reduce karena mendorong konsumsi material baru (plastik, logam) secara berulang untuk komponen pompa yang sebenarnya tidak perlu diganti. Selain itu, membawa air dalam jumlah besar meningkatkan bobot dan volume, yang berarti energi transportasi (GWP) yang lebih besar per gram bahan aktif.

3. Bertentangan dengan Prinsip Reuse (Penggunaan Kembali)

  • Masalah: Seringkali, desain botol refill berbeda dengan botol dispenser awal, atau pompa rusak/kualitas rendah.

  • Kaitannya dengan DfE: Desain tidak memprioritaskan umur panjang dan kualitas komponen pompa. Jika pompa rusak, konsumen cenderung membuang seluruh botol dan membeli unit baru, bukan menggunakan kembali botol dengan refill.

✅ Refleksi Singkat: Ide Perbaikan

  1. Meningkatkan Kemampuan Daur Ulang (Recycle & Reuse): Desain ulang komponen pompa menjadi mono-material (hanya satu jenis plastik) atau desain snap-on yang memungkinkan konsumen dengan mudah memisahkan logam (pegas) dari plastik sebelum dibuang. Meningkatkan kualitas pompa agar dapat bertahan 5–10 kali refill.

  2. Menerapkan Konsentrasi (Reduce & Redesign): Mengubah produk menjadi konsentrat (hanya bahan aktif) atau dalam bentuk tablet/bubuk yang dilarutkan oleh konsumen di rumah. Hal ini akan mengurangi 80–90% bobot dan volume transportasi, secara signifikan menurunkan konsumsi bahan bakar (GWP) dan material kemasan yang dibutuhkan per unit fungsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Analisis Desain Produk dengan Prinsip DfE

  Botol Shampo TRESemme 940 ml Keterangan Detail Produk Produk Diamati Botol Shampoo Cair (Kemasan Standar) Fungsi Utama Wadah penyimpanan d...